Rabu, 08 April 2015

Flip - Flop


image

R1, R2 = 1 kΩ, R3, R4 = 10 kΩ
image
Sebuah Flip Flop RS, yang dihubungkan dengan Gerbang logikaNOR].
Pada elektronik, Flip-Flop atau latchmerupakan sirkuit elektronik yang memiliki dua arus stabil dan dapat digunakan untuk menyimpan informasi. Sebuah flip-flop merupakan multivibrator-dwistabil. Sirkuit dapat dibuat untuk mengubah arus dengan sinyal yang dimasukkan pada satu atau lebih input kontrol dan akan memiliki satu atau dua output. Ini merupakan elemen penyimpanan dasar pada Logika Sekuensial. Flip-flop dan latch merupakan bangunan penting dalam sistem elektronik digital yang digunakan pada komputer, komunikasi dan tipe lain dari sistem.
Flip-flop dan latch digunakan sebagai elemen penyimpan data, seperti penyimpan data yang dapat digunakan untuk menyimpan memori, seperti sirkuit yang dijelaskan pada logika sekuensial. Ketika menggunakan Read-only Memory, output dan keadaan selanjutnya tidak hanya bergantung pada input awalnya saja, namun pula pada keadaan yang sekarang. Flip-flops juga dapat digunakan untuk menghitung detak, dan untuk mengsinkronisasikan input signal waktu variable untuk beberapa signal waktu yang direferensi.
Flip-flop dapat digunakan secara sederhana tau clock; yang paling sederhana dinamakan latch. The wordlatch is mainly used for storage elements, while clocked devices are described as flip-flops.
Flip-flop dan latch digunakan sebagai elemen penyimpanan data. Penyimpanan data ini digunakan untuk menyimpan state (keadaan) pada ilmu komputer, dan sirkuit ini merupakanlogika sekuensial. Saat digunakan di mesin finite-state, hasil keluaran danstate selanjutnya bergantung bukan hanya kepada keadaannya saat ini, namun juga kepada state saat ini (dan, karena itu, masukan sebelumnya). Sirkuit juga dapat digunakan untuk menyimpan state (keadaan) pada ilmu komputer, dan sirkuit ini merupakanlogika sekuensial. Saat digunakan di mesin finite-state, hasil keluaran danstate selanjutnya bergantung bukan hanya kepada keadaannya saat ini, namun juga kepada state saat ini (dan, karena itu, masukan sebelumnya). Sirkuit juga dapat digunakan untuk menghitung bunyi teratur dan sinkronisasi sinyal.
JENIS-JENIS FLIP-FLOP
1. JK Flip-Flop ( Master Slave JK FF ).
     Flip-Flop yang satu ini mempunyai 3 inputan yaitu terdiri dari :
– J
– K
– dan Clock
Kelebihan JK Flip-flop adalah tidak adanya kondisi terlarang atau yang berarti di beri berapapun inputan asalkan terdapat clock maka akan terjadi perubahan pada keluarannya / outputnya. berikut adalah symbol dan tabel kebenaran dari JK Flip-Flop.
image
dan di bawah ini terdapat gambar gerbang logika pada JK Flip-flop :
JK Flip-Flop biasanya terdapat pada IC 7473.
image
image
2. RS Flip – flop.
          RS FF ini adalah dasar dari semua Flip-flop yang memiliki 2 gerbang inputan / masukan yaitu R dan S.  R artinya “RESET” dan S artinya “SET”. Flip-flop yang satu ini mempunyai 2 keluaran / outputyaitu Q dan Q`.
Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada logika 0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada logik 1 dan Q not pada logika 0. Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not = 1.
Berikut adalah Symbol dan Tabel kebenaran dari RS FF :
3. D FLIP – FLOP.
        D Flip-flop merupakan salah satu jenis Flip-flop yang dibangun dengan menggunakan Flip-flop RS. Perbedaan dengan Flip-flop RS terletak pada inputan R, pada D Flip-flop inputan R terlebih dahulu diberi gerbang NOT. maka setiap masukan ke D FF ini akan memberi keadaan yang berbeda pada input RS, dengan demikian hanya terdapat 2 keadaan “SET” dan “RESET”  S=0 dan R=1 atau S=1 dan R=0, jadi dapat disi. Berikut adalah gambar dari symbol dan data sheet D Flip – flop.
4. CRS FLIP – FLOP.
      Adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogik 0, maka perubahan logik pada input R dan S tidak akan mengakibatkan perubahan pada output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock berlogik 1, maka perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan perubahan pada output Q dan Q not. Berikut adalah gambar dari Symbol dan Tabel kebenaran dari RS Flip – flop.
 
5. T FLIP – FLOP
    T Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang telah di buat  dengan menggunakan flip-flop J-K yang kedua inputnya dihubungkan menjadi satu maka akan diperoleh flip-flop yang memiliki watak membalik output sebelumnya jika inputannya tinggi dan outputnya akan tetap jika inputnya rendah. Berikut adalah gambar tabel kebenaran gerbang logika dan symbol dariT Flip – flop.


Selasa, 24 Maret 2015

Rancangan Multiplexer


Konfigurasi Sub-Sistem Multiplexer


  • PDF
Pada umumnya, sistem transmisi yang ada di dalam jaringan telekomunikasi memiliki kapasitas yang melebihi kapasitas yang dibutuhkan satu user dengan demikian sangat mungkin untuk menggunakan bandwidth yang ada seefisien mungkin oleh lebih dari satu user. Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara berbarengan pada satu kanal transmisi disebut multiplexing, perangkat yang melaksanakan multiplexing disebut multiplexer (mux) / Combiner sedangkan di sisi penerima, gabungan sinyal itu akan kembali dipisahkan sesuai dengan tujuan masing-masing. Proses ini disebutdemultiplexing, perangkat yang melaksanakan demultiplexing disebut demultiplexer (demux) / Splitter . 

Disini akan dibahas mengenai prinsip operasi utama untuk empat konfigurasi sub-sistem Multiplexer yang berbeda. Setelah lebih dari tiga dekade, ada banyak kemampuan dalam rancangan dan implementasi pada jaringan multiplex, umumnya konfigurasi yang digunakan adalah hybrid-coupled multiplexers, circulator-coupled multiplexers, directional filter multiplexers,dan manifold-coupled multiplexers, yang masing-masing dari metoda tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
  1. Pendekatan Hybrid-coupled
  2. Setiap kanal terdiri dari dua filter BPF identik dan dua kopler hibrid 90° identik, keuntungan utama dari pendekatan Hybrid-coupled adalah memiliki sifat direktional yang meminimalisasi interaksi antara filter-filter kanal. Dengan demikian metode ini dapat direalisasikan secara modular, memungkinkan integrasi saluran tambahan dikemudian hari tanpa mengganggu rancangan multiplexer yang telah ada, yang merupakan sebuah kebutuhan bagi beberapa sistem. Kentungan lain dari pendekatan ini adalah hanya setengah dari daya input sampai di setiap filter. Dengan menggunakan multiplexer tipe ini, desain filter tdak terlalu riskan pada aplikasi daya tinggi. Di sisi lain, kekurangannya terletak pada ukuran yang lebih besar karena setiap kanal membutuhkan dua filter dan dua hybrid. pertimbangan lain yang harus dipikirkan pada multiplexer jenis ini adalah deviasi phasa antara dua filter yang menyebabkan output kanal tidak saling menguatkan, filter harus identik antara fasa dan amplitudo dengan beda fasa hibrid adalah 90° karena jika tidak demikian maka sinyal akan terdistorsi.


    Gambar 1. Layout hybrid-coupled Multiplexer


  3. Pendekatan circulator-coupled
  4. Setiap kanal terdiri dari sebuah sirkulator dan sebuah filter seperti yang diperlihatkan pada gambar 2., sifat unidirectional pada circulator menghasilkan kelebihan yang sama dengan Pendekatan Hybrid-coupled dalam arti multiplexer ini bersifat modular dan mudah dirancang dan dirakit. Insertion loss pada kanal pertama merupakan penjumlahan insertion loss pada kanal filter dan insertion loss pada circulator. Kanal berikutnya akan mengalami loss yang relatif lebih tinggi karena melintasi beberapa sirkulator.


    Gambar 2. Layout circulator-coupled Multiplexer


  5. Pendekatan directional filter
  6. Multiplexer jenis ini direalisasikan dengan meghubungkan directional filter secara seri. Sebuah Directional filter adalah divais kutub 8 (four port) dengan satu port diterminasi oleh sebuah beban, tiga port lainnya dari directional filter berfungsi sebagai sirkulator yang dihubungkan dengan bandpass filter. Daya yang datang dari satu port keluar pada port kedua dengan respon frekuensi bandpass, sementara itu daya yang dipantulkan dari filter muncul pada port ketiga. Directional filter tidak membutuhkan penggunaan sirkulator. Directional filter jenis waveguide biasanya direalisasikan dengan coupling rectangular waveguide yang beroperasi pada mode TE10 ke circular waveguide filter yang beroperasi pada mode TE11. Jenis mikrostrip terdiri dari ring resonators yang dikopel ke dua buah saluran transmisi dengan panjang satu panjang gelombang. Pendekatan menggunakan metoda ini mempunyai kelebihan yang sama dengan Hybridcoupled dan circulator-coupled hanya dibedakan dengan aplikasi band yang sempit.


    Gambar 3. Layout Directional filter Multiplexer


  7. Pendekatan manifold-coupled
  8. Pendekatan manifold-coupled pada gambar 4. dipandang sebagai pilihan yang optimum sejauh mengenai miniaturisasi daninsertion loss (tergantung jenis PCB yang digunakan). Tipe dari multiplexer ini memerlukan adanya semua kanal filter ada secara berbarengan sehingga efek dari interaksi kanal dapat dikompensasi pada proses perancangan. Hal ini menunjukkan bahwa Pendekatan manifold-coupled tidak fleksibel, setiap perubahan pada alokasi kanal akan membutuhkan rancangan multiplexer baru. Lebih lanjut, jumlah kanal bertambah maka pendekatan ini akan lebih sulit untuk diimplementasikan. manifold-coupled multiplexer pada gambar 5. dapat bertindak sebagai channelizer namun pada konfigurasi yang sama dapat juga digunakan sebagai combiner. Konsep dari manifold-coupled dapat diimplementasikan pada saluran planar (mikrostrip).


    Gambar 4. Layout Manifold-coupled Multiplexer

Manifold-Coupled Manifold itu sendiri merupakan saluran transmisi yang dapat berupa saluran koaksial, rectangular waveguide atau mikrostrip. Dimungkinkan untuk memperoleh kinerja kanal mendekati filter kanal masing – masing. Sementara itu tidak ada jenis lain yang dapat menyamai dengan performansi ini. 


Gambar 5. Layout Manifold-coupled Multiplexer dengan 3 kanal frekuensi




Multiplexer adalah merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memilih salah satu diantara banyak masukan menjadi satu keluaran. Jumlah bit dari bagian pemilih (selector) menentukan banyaknya jalur masukan yang bisa diterima. Dengan ketentuan adalah : I = 2^s 

dimana : 
I : Banyaknya jalur masukan yang bisa diterima 
s : Jumlah bit dari selector atau jumlah jalur pemilih 

sebagai contoh jika kita menginginkan 14 jalur masukan, maka jumlah bit dari selector minimal yang harus kita penuhi adalah 4 bit. Dimana dengan selector 4 bit bisa mewakili 16 jalur masukan. Untuk lebih bisa memahami mengenai multiplexer, ada 3 buah contoh multiplexer yang bisa dipelajari di bawah ini : 

I. Rangkaian Multiplexer Dengan Gerbang Logika 

multiplexer
Rangkaian multiplexer di atas adalah merupakan rangkaian multiplexer yang memanfaatkan kombinasi gerbang logika. Dimana dari contoh di atas dapat diketahui bahwa rangkaian memiliki 2 bit selector dan 4 jalur input. Anda bisa membuat rangkaian dengan jalur masukan yang lebih banyak dengan menambah jumlah bit dari selector. Dan juga anda bisa menggunakan kombinasi gerbang berdasarkan rancangan anda sendiri dengan mengacu pada tabel kebenaran multiplexer yang sebelumnya harus anda tentukan. Jadi dengan membuat tabel kebenaran terlebih dahulu anda bisa dengan mudah membuat rangkaian gerbang logikanya. 

Prinsip kerja dari rangkaian multiplexer di atas adalah : 

1. Nilai bit 00 dari selector akan memilih jalur input pertama sebagai keluaran 
2. Nilai bit 01 dari selector akan memilih jalur input kedua sebagai keluaran 
3. Nilai bit 10 dari selector akan memilih jalur input ketiga sebagai keluaran 
4. Nilai bit 11 dari selector akan memilih jalur input keempat sebagai keluaran 
5. Selama tidak ada perubahan kondisi logika pada bit selector maka kondisi logika keluaran juga tidak akan mengalami perubahan. 
6. Jika jalur selector dihubungkan dengan rangkaian counter up maka keluaran yang akan diperoleh akan mewakili jalur input secara berurutan. 
7. Jadi bisa disimpulkan bahwa kegunaan dari penerapan fungsi multiplexer ini adalah untuk memenuhi prinsip distribusi data yang lebih sederhana. Sehingga dengan multiplexer ini dimungkinkan untuk mengirim data jarak jauh hanya dengan menggunakan satu koneksi. 

II. Multiplexer dengan IC TTL 74251 

Sebenarnya anda bisa tidak repot-repot merancang rangkaian multiplexer dengan menggunakan gerbang logika karena memang sudah banyak IC yang difungsikan khusus untuk multiplexer. Salah satu IC dari keluarga TTl yang bisa anda gunakan untuk memenuhi fungsi multiplexer adalah IC 74251. Pada IC ini terdapat 8 buah jalur masukan dan 3 bit selector serta jalur lain sebagai kontrol reset dan inverting output. Sebagai catatan jika anda menggunakan IC TTL untuk rangkaian elektronika anda, maka tegangan supply yang boleh adalah maksimal 5 volt. Agar anda bisa lebih mengenal cara kerja dari ic multiplexer ini, coba perhatikan tabel kebenaran IC74251 di bawah ini : 

Tabel kebenaran IC 74251 

C
B
A
G
Y
W
X
X
X
1
Z
Z
0
0
0
0
D0
D0’
0
0
1
0
D1
D1’
0
1
0
0
D2
D2’
0
1
1
0
D3
D3’
1
0
0
0
D4
D4’
1
0
1
0
D5
D5’
1
1
0
0
D6
D6’
1
1
1
0
D7
D7’
Z = High impedance (off)
D0,D1…D7 = Keluaran yang wewakili dari jalur input D

III. Multiplexer dengan IC CMOS 4556
 

Selain IC dari keluarga TTL yang mendukung fungsi multiplexer adalah IC dari keluarga CMOS. Walaupun sebenarnya memang IC dari keluarga TTL lebih banyak yang mendukung fungsi multiplexer dibanding CMOS. Untuk prinsip kerja dari IC multiplexer keluarga CMOS ini sebenarnya sama saja dengan rangkaian multiplexer gerbang logika ataupun IC TTL. Yang pasti semuanya mengacu pada fungsi multiplexer yang sesungguhnya, yakni penetapan satu jalur keluaran yang mewakili dari banyaknya jalur input. Secara penggunaan simbol memang mungkin antara IC TTL dan CMOS memiliki perbedaan tapi sebenarnya aturan yang dijalankan adalah sama. Sebagai acuan anda jika tertarik untuk menggunakan IC dari keluarga CMOS khususnya seri 4556, saya sertakan juga tabel kebenarannya di bawah ini :

Tabel kebenaran IC 4556 

INPUT
OUTPUT
E
A0
A1
O0
O1
O2
O3
L
L
L
L
H
H
H
L
H
L
H
L
H
H
L
L
H
H
H
L
H
L
H
H
H
H
H
L
H
X
X
H
H
H
H
L = LOW
H = HIGH

Demikian beberapa contoh rangkaian multiplexer